Internet, gaya baru promosi

JAKARTA (Bisnis): Industri pariwisata tampaknya perlu menerapkan pola baru dalam mempromosikan produk jasanya menyusul target yang dibebankan kepada industri ini serta semakin berkembangnya kemajuan teknologi informasi.

Pemerintah telah memposisikan sektor pariwisata sebagai penyumbang devisa terbesar dengan raihan devisa sebesar US$ 15 miliar pada akhir Pelita VII.

Dengan harapan mampu menggaet 11 juta wisman pada saat itu, tentu saja pengusaha sektor ini diharapkan mampu menciptakan suatu iklim yang mampu menarik minat wisman untuk datang ke Indonesia.

Kedatangan wiman ke sini tidak terlepas dari upaya promosi sektor pariwisata di luar negeri. Pemanfaatan teknologi informasi seperti internet merupakan salah satu cara untuk memperluas jangkauan promosi tersebut.

Di antara penyelenggara jasa internet adalah PT Bali Info Iklanindo (Bali Online) yang mulai menawarkan jasanya kepada industri pariwisata di Indonesia seperti hotel maupun biro perjalanan, untuk mempromosikan produknya melalui internet.

Dengan memanfaatkan layar internet perusahaan ini menyediakan jasa pemasangan iklan dengan target promosi tersebut akan terakses di luar negeri dengan cepat serta jangkauan yang lebih luas.

Di sisi lain, eksekutif Bali Online menyadari kalau pemasangan iklan lewat internet masih menimbulkan reaksi, khususnya dari agen perjalanan.

Esther Wijayanti, Direktur Regional PT Bali Online, mengungkapkan, di Amerika Serikat sempat muncul reaksi dari agen perjalanan yang menganggap kehadiran internet akan menggantikan fungsi agen perjalanan.

Reaksi itu dipicu karena beberapa perusahaan penerbangan di AS tiba-tiba menentukan bahwa komisi yang diberikan untuk agen perjalanan dibatasi hanya maksimal US$50 untuk satu perjalanan menyusul diperkenalkannya nomor telepon bebas pulsa.

Menurut Esther setiap hotel dan perusahaan penerbangan menyediakan fasilitas nomor 1-800 (bebas pulsa) yang bisa ditelepon oleh orang yang ingin membuat reservasi.

"Sewaktu fasilitas 1-800 diperkenalkan para agen perjalanan banyak yang ribut, menduga fasilitas ini akan membuat pekerjaan mereka tidak diperlukan lagi."

Ternyata yang dikhawatirkan tidak menjadi kenyataan. Memang benar banyak reservasi yang datang langsung dari pelanggan melalui 1-800 ini. Tapi, kata dia, sebagian besar orang akan tetap memakai jasa agen perjalanan.

Esther mencontohkan seseorang dari Pittsburg yang akan pergi ke New York dimana se-dikitnya ada lima penerbangan yang melayani Pittsburg ke bandara John F. Kennedy di New York. Di kota itu sendiri katakanlah ada lima hotel berbintang.

Untuk mencari harga terbaik tentu saja orang tersebut harus menelpon lima hotel dan lima penerbangan. Esther menyatakan, menelpon seorang agen perjalanan jelas akan lebih efisien. "Belum lagi agen perjalanan itu mungkin mengetahui promosi dan diskon khusus."

Dia menambahkan dampak internet yang paling sederhana adalah tuntutan bahwa setiap agen perjalanan harus mampu mengintegrasikan pemakaian internet sebagai media komunikasi untuk menjangkau dan melayani konsumennya.

Tanpa internet, tegasnya, agen perjalanan akan kalah bersaing dengan agen perjalanan lain yang mampu memanfaatkan internet sebagai media iklam untuk menjangkau konsumen.

Dampak internet yang paling fundamental, ujarnya, adalah pada model usaha agen perjalanan yang menuntut agar perusahaan ini berfungsi lebih dari sekedar badan usaha yang melakukan reservasi.

Tersedianya internet bagi konsumen akan mendorong agen perjalanan untuk menawarkan nilai tambah produk yang ditawarkannya. "Nilai tambah ini dapat berupa pengetahuan yang lebih mendalam mengenai tujuan wisata. Agen perjalanan akan didorong untuk menjadi konsultan perjalanan," ujarnya.

Fenomena

Esther Wijayanti menjelaskan internet adalah sebuah fenomena yang membuka kesempatan yang luas dan positif bagi dunia agen perjalanan Indonesia dan seluruh dunia karena internet mampu meningkatkan minat untuk berwisata di kalangan masyarakat dunia.

Contohnya nyatanya adalah pusat Web Bali Online yang banyak dikunjungi oleh orang Afrika Selatan dimana pada Oktober 1996 ada 891 hits (jumlah halaman internet yang diakses).

Padahal kecil sekali kemungkinanannya orang-orang di Afrika Selatan mempunyai brosur mengenai Bali, misalnya. "Ini akan meningkatkan minat orang di sana untuk travel ke Bali," ujarnya.

Selain itu, Esther melanjutkan, internet akan memperluas pasar yang memunkinkan agen perjalanan di Indonsia menawarkan produknya secara langsung kepada wisatawan dan agen perjalanan mitra kerjanya di negara-negara yang selama ini tidak terbuka.

Dia menjelaskan hasil survey Bali Online menunjukkan bahwa dari setiap dolar yang dibelanjakan seorang wisatawan di Bali, ada satu atau satu setengah dolar yang dibelanjakan oleh wisatawan di luar Bali.

Hal itu mungkin digunakan untuk membeli tiket pesawat atau membeli paket tur di negaranya.

Kalau ini bisa ditawarkan langsung dari Indonesia melalui internet, katanya, berarti volume transaksi pariwisata Indonesia bisa meningkat tanpa perlu meningkatkan jumlah wisman.

Internet juga diyakini akan memperluas komuikasi antara supplier produk wisata, agen perjalanan dan konsumen lebih dari jam buka kantor karena informasi internet dapat dibaca oleh seluruh penjuru dunia 24 jam sehari.

Sementara Syarikat Ginting, Direktur Bali Online, mengatakan pemasangan iklan di internet tidak terbatas hanya untuk produk wisata, tapi juga bisa digunakan untuk produk sektor lainnya.

Namun, kata Syarikat, Bali Online belum bisa melakukan transaksi pembayaran melalui internet karena hampir semua Bank di Bali belum siap melakukan hal itu.

Esther menambahkan Bali Online pada September 1996 diakses oleh 550.000 hits dan Oktober 730.000 hits di seluruh dunia.

"Swasta kita bisa saja membuat homepage sendiri, tapi belum tentu diakses oleh users internet."

Sejumlah hotel, kata dia, dalam waktu tidak lama mendapatkan reservasi setelah memasang iklan di Bali Online.

"Dalam enam bulan pertama (Maret-September 1996) Bali Online menawarkan reservasi melalui internet telah meneruskan permintaan itu bernilai lebih dari US$ 175.000."

Dia menambahkan perusahaannya menawarkan harga kontrak iklan sebesar US$ 1.750 per tahun untuk halaman pertama (layar internet) dan halaman berikutnya US$ 850.

Dengan harga itu, logo perusahaan dan satu gambar produk pemasang iklan akan ditampilkan di halaman pertama.

"Kami juga menarik fee 10%-30% bila biro perjalanan atau hotel mendapatkan reservasi melalui homepage Bali Online."

Saat ini sedikitnya 45 perusahaan (umumnya berada di Bali) -tiga biro perjalanan dan 42 hotel- sudah menyebarkan informasi dan iklan melalui pusat informasi Web Bali Online. (23)

*
Home Hotels Food Money Events Resources Jakarta Industry

[.Home.] [.Hotels.] [.Food.] [.Money.] [.Events.] [.Resources.] [.Jakarta.] [.Industry.]

*
Copyright © 1995-1997 Bali Online